Rabu, 25 Maret 2015
Nama : Rahmi Agustina
Nim : 1202045143
Program Study : Ilmu Hubungan Internasional
Teori Struktural Konflik Menurut Lewis Coser Dan Ralf Dahrendort
Lewis Coser
Lewis Coser merupakan pelopor sosiologi konflik struktual. Memnculkan teori fungsi (positif) konflik social. Kontribusi dalam sosiologi konflik : konflik social sebagai suatu hasil dari factor-faktor lain daripada perlawanan kelompok kepentingan, konsekuensi konflik dalam stabilitas dan perubahan social konflik memiliki fungsi terhadap system social.
Seseorang semakin sering berkonflik secara positif maka mereka akan semakin dekat dengan orang yang berkonflik dengan dirinya itu. Selain itu consensus juga diawali oleh konflik, oleh karena itu pihak-pihak yang berkonflik akan mempertemukan keinginan-keinginan mereka dengan cara membuat konsesus.
Konflik akan cenderung meningkat daripada menurunkan penyesuain social adaptasi dan memelihara batas kelompok. Konflik muncul ketika ada akses dari penuntut untuk memeperoleh imbalan sesuai dengan kerjanya.
Konflik fungsional akan memberikan dampak bagi system social sebagai berikut : menstabilkan hubungan, memfungsikan kembali keberadaan keseimbangan, menambah munculnya kembali norma-norma baru, menyediakan mekanisme bagi penyesuaian diri yang terus menerus dari keseimbangan kekuasaan, mengembangkan koalisi dan asosiasi baru, menurunkan isolasi social,dan menyumbangkan untuk pemeliharaan garis batas kelompok.
Secara umum, selanjutnya dibawah kondisi khusus, konflik akan menghasilkan keadaan yang lebih stabil, fleksibel dan system social yang terpadu. Perubahan social tidak terjadi melalui proses penyesuaian nilai nilai yang membawa perubahan, tetapi terjadi atas adanya konflik yang menghasilkan kompromi-kompromi yang berbeda dengan kondisi semula. Teori ini didasarkan pada pemilik sarana-sarana produksi sebagai unsur pokok dalam pemisahan kelas dalam masyarakat.
Ralf Dahrendort
Menurut Ralf Dahrendort teori konflik adalah penolakan dan penerimaan ssebagian serta perumusan kembali teori Karl Marx. Selain itu beliau juga membahas tentang intensitas bagi individu atau kelompok yang terlibat konflik. Dalam hal ini intensitas diartikan sebagai suatu pengeluaran energy dan tingkat keterlibatan dari pihak atau kelompok yang terlibat dalam konflik. Ada dua factor yang mempengaruhi intensitas konflik, yaitu tingkat keserupaan konflik dan tingkat mobilitas.
Selain itu juga membahas tentang kekerasan dan factor-faktor yang mempengaruhinya. Konsep dari kekerasan mengarah pada alat-alat yang digunakan oleh pihak-pihak yang bertentangan untuk mengejar kepentingannya.
Teori konflik Ralf Dahrendort menyatakan bahwa konsekuensi atau fungsi konflik, yaitu dapat mengakibatkan adanya perubahan social, khusus yang berkaitan dengan stuktur otoritas. Ada tiga tipe perubahan struktur yaitu : perubahn keseluruhan personal dalm posisi dominasi, perubahan sebagian personil dalam posisi dominasi dan digabungkan kepentingan-kepentingan kelas subordinat dalam kebijaksanaan kelas yang mendominasi. Di anggap juga sebagai perspektif valid dalm menghampiri kenyataan social, akan tetapi hanya mencakup sebagian saja dan kenyataan social yang seharusnya.
