- Back to Home »
- Struktur Masyarakat Amerika Latin
Posted by : Unknown
Kamis, 09 April 2015
Amerika Latin adalah sebuah wilayah yang
pada abad 15 merupakan wilayah kolonisasi Spanyol dan Portugis
(Encyclopedia Britannica, tt). Wilayah Amerika Latin diakui meliputi
wilayah benua Amerika bagian tengah, selatan dan Kepulauan Karibia, oleh
karena itu banyak orang juga menyebutnya Amerika Selatan. Nama Amerika
Latin sendiri diambil dari Bahasa Latin yang banyak digunakan oleh
masyarakat yang tinggal di wilayah tersebut (Hennida, 2012). Masyarakat
asli Amerika Latin adalah suku Indian yang kemudian bercampur baur
dengan masyarakat Spanyol dan Portugis sejak masa penjajahan. Hal ini
yang pada akhirnya membuat pola kebudayaan yang ada menjadi beragam.
Pada pola kehidupan masyarakat di
Amerika Latin ada serangkaian lembaga, nilai-nilai, dan cara perilaku
yang biasa disebut dengan cultural common denominator yang
membedakan budaya Amerika Latin dari budaya negara dunia barat lainnya
(Wagley & Harris, 1955). Pada awalnya kebudayaan asli suku Indian di
wilayah tersebut justru dipandang sebelah mata oleh para penjajahnya,
namun seiring berjalannya waktu perbedaan budaya yang kompleks dan
heterogen justru menjadi perhatian, terutama oleh para peneliti. Meski
demikian, heterogenitas pola budaya di Amerika Latin telah melahirkan
perbedaan kelas, perbedaan antara penduduk desa dengan kota, perbedaan
ras dan berbagai faktor pembeda lainnya.
Komposisi masyarakat Amerika Latin terdiri dari suku asli Indian, orang Eropa, orang Afrika dan mestizo atau
keturunan pernikahan campuran suku Indian dengan orang Eropa (Hennida,
2012). Charles Wagley dan Marvin Harris (1955) dalam artikelnya A Typology of Latin America Subcultures membedakan subkultur Amerika Latin menjadi sembilan jenis, di antaranya 1) Tribal Indian yang merupakan budaya asli yang masih tertinggal; 2) Modern Indian
yang merupakan hasil percampuran antara budaya asli dengan pola lembaga
dan budaya Iberia (Spanyol); 3) Petani yang merupakan masyarakat
holtikultura yang terisolasi di kota-kota kecil, biasa disebut dengan
mestizos, cholos, ladinos, caboclos dan istilah lainnya tinggal di
tempat terpencil, disusul untuk berkumpul ke tempat pemilihan dan
memilih bukan karena pemahaman politik tp siapa yg baik ke mreka; 4) Engenho Plantation yang merupakan subkultur perkebunan milik keluarga; 5) Usina Plantation,
di mana pertanian memiliki cara modern perusahaan besar; 6) Kota, di
mana ada pola kehidupan masyarakat menengah dan atas yang melayani
administrasi, pasar dan pusat keagamaan; 7) Kelas Atas Metropolitan,
yang menempati puncak tertinggi dari strata sosial ekonomi di kota-kota
besar dan para pemilik perkebunan à lebih memahami politik; 8) Kelas
Menengah Metropolitan yang muncul dari kota besar dan memiliki pekerjaan
profesionalà susah diamati perilaku politiknya krn tdk punya tipe
spesifik; 9) Proletariat Perkotaan, yaitu kelompok pekerja industri dan
kasar terampil dan semi-skilled di kota-kota besar. Politik didriver oleh orang2 besar yang ada di upper class saat pemilihan berlangsung.
Adapun yang menjadi isu sentral dalam
kehidupan penduduk Amerika Latin, yaitu imigrasi. Imigrasi masih menjadi
isu yang menonjol dalam politik Amerika Latin baik di dalam sejarah
maupun perkembangan kontemporernya. Di masa yang baru imigrasi telah
memicu pertumbuhan penduduk Latin meningkat menjadi 40% di AS (Sierra et
al. 2000). Imigrasi sangat berpengaruh dalam kehidupan politik Amerika
Latin, sehingga menimbulkan implikasi dalam domestik dan pembuatan
kebijakan internasional. Imigrasi memiliki pengaruh pada pola
partisipasi politik masyarakat latin dan telah mempengaruhi hubungan
antara negara pengirim-penerima, terutama Meksiko dan Amerika Serikat.
Oleh karena itu imigrasi menjadi isu publik yang sangat diperhatikan dan
telah banyak membantu Amerika Latin membangun ideantitas etnorasial,
membentuk perilaku politik dan pengaruh kelompok mobilisasi (Sierra et
al. 2000).
Namun sayangnya, pada awal masa imigrasi
masih banyak imigran tanpa dokumen mendominasi status imigran Latin ke
Amerika Serikat. Hal ini membuat Amerika Serikat harus mengambil
keputusan sepihak untuk tetap menjaga kesejahteraan penduduk tetapnya.
Di antaranya adalah menerapkan sejumlah strategi untuk mengontrol
keberadaan para imigran yang tidak dilengkapi dokumen. Beberapa strategi
yang telah dijalankan antara lain memperkuat penyebaran agen-agen
Patroli Perbatasan di sepanjang perbatasan, terutama antara Amerika
Serikat dengan Meksiko (Sierra et al. 2000). Agen tersebut bertugas
untuk mengontrol yang melintasi perbatasan, serta memfasilitasi
perjanjian kerjasama antara pemerintah dengan para pengusaha untuk turut
serta mengidentifikasi buruh imigran tanpa dokumen. Sayangnya, operasi
yang dilakukan tidak tepat sasaran dan menghabiskan dana besar.
Langkah lain yang diambil oleh Kongres adalah dengan mengeluarkan Immigration Reform and Control Act
(IRCA) untuk mengatasi tingginya jumlah imigran tanpa dokumen (Sierra
et all. 2000). IRCA menawarkan pemberian legalitas pada para imigran
tanpa dokumen yang menetap untuk jangka waktu yang lama. Penawaran
tersebut mendapatkan antusiasme yang besar dari para imigran karena
mereka memang menginginkan pengakuan serta hak sebagai warga negara
Amerika Serikat. Sebagian besar imigran yang mendapat legalitas adalah
imigran latin. Setelah mendapatkan legalitasnya sebagai penduduk
imigran, mereka menginginkan adanya naturalisasi untuk menjadi warga
negara yang sah.
Dalam kehidupan politik sendiri pada
awalnya masih banyak pemberontakan yang terjadi akibat kolonialisasi
Spanyol yang tidak meninggalkan tata pengelolaan negara yang baik
(Hennida, 2012). Oleh karena itu muncullah kelompok pemberontak yang
merasa tidak puas akan pemerintahan yang ada. Seiring berjalannya waktu,
politik negara-negara Amerika Latin kebanyakan berada di posisi sayap
kiri atau komunis sehingga pada abad 21 mereka merebut kursi kekuasaan
(Morgenstern & Nacif, 2002). Namun isi demokrasi dan demokratisasi
juga menjadi topik hangat di Amerika Latin.
Dalam kehidupan ekonomi Perekonomian
kawasan Amerika Latin umumnya mengandalkan sumber cadangan minyak,
seperti yang terdapat di Venezuela, Argentina, Kolombia, Chile, Peru,
and Ekuador (FEALAC, 2010). Di samping sumber daya migas, kawasan ini
juga memiliki sumber daya mineral. Di sektor pertanian, kawasan ini
memiliki potensi ekspor produk pertanian, antara lain kopi, pisang,
gula, tembakau, dan gandum sedangkan Argentina dan Brasil juga memiliki
potensi di bidang industri peternakan dan produksi daging. Sementara itu
Kawasan Karibia miliki potensi perekonomian pariwisata (FEALAC, 2010).
Namun hal ini tidak mampu mendorong posisi Amerika Latin untuk berada di
atas pada indeks tingkat kompetitif negara. Hal ini dikarenakan
kesenjangan ekonomi antar kelas terlalu besar.
Dapat disimpulkan bahwa masyarakat Amerika Latin bersifat heterogenitas yang diikat oleh cultural common denominator.
Namun dari heterogenitas tersebut justru muncul perbedaan kelas,
perbedaan antara penduduk desa dengan kota, perbedaan ras dan berbagai
faktor pembeda lainnya. Selain itu juga terdapat pembagian subkultur
masyarakat menurut keturunan dan tingkat pekerjaannya. Adapula migrasi
yang menjadi isu publik yang sering dibahas di beberapa wacana Amerika
Latin dan Amerika Serikat. Di mana, proses migrasi ini telah banyak
mempengaruhi pembuatan kebijakan internasional.
Dilihat dari ulasan di atas, saya
berpendapat bahwa imigrasi dilakukan untuk memperbaiki ekonomi individu
yang melakukannya. Mereka lebih memilih berpindah ke Amerika Serikat
karena melihat sektor pekerjaan yang lebih mapan di sana. Apalagi
melihat lemahnya perekonomian Amerika Latin, sehingga mereka
memperhitungkan stabilitas finansial ke depan yang lebih baik.
Referensi
Encyclopedia Britannica. History of Latin America (online) diambil pada 04 Maret 2013 dalam http://global.britannica.com/EBchecked/topic/331694/history-of-Latin-America
FEALAC. Deskripsi Umum Hubungan Indonesia – Kawasan Amerika Latin (online) diambil pada 04 Maret 2013 dalam http://fealac.kemlu.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=9&Itemid=125&lang=in
Hennida, Citra. (2012). Masyarakat Budaya Politik Amerika Latin. Cakra Studi Global Strategis Publisher.
Morgenstern, Scott & Nacif, Benito. (2002). Legislative Politics in Latin America. Cambridge University Press.
Sierra, Christine Marie et al. (2000). “Latin Immigration and Citizenship”, dalam PS: Political Science and Politics, 33 (3): 535-540.
Wagley, Charles & Harris, Marvin. (1955). “A Typology of Latin America Subcultures” in American Anthropologyst, Vol. 57, pp 428-451.